Sabtu, 03 Maret 2012

FF:: My Enemy My Love ||part 1||

ANNYEONG, REEEEEEEAAAAADER!!!!!*dasar author sarap* FanFiction(FF) pertamaku nih!. Jadi harap disimak baek baek ampe mata kalian kering kerontang  *R::suadis amat, Author:: kan ada insto!* jika ada kesalahan fatal mohon dikoment tapi komentnya nggak usah pedes pedes ye! Alah~ malah melacur(MELAkukan CURhat), Langsung ajah baca/ simak/ saksikan.
Author:: Ovi,yeoja aneh

Title:: My Enemy My Love

Genre:: Friendship, Comedy, Enmity
^ Chukkae reading

“SAEEENG!!! Ayo berangkat!!! Nanti kita telat!!” pagi-pagi sudah terdengar keributan di rumah kakak beradik ini. Bisa di bilang mereka berdua ini berperan sebagai pengganti ayam jago di lingkungan ini. Mungkin agak aneh karena masih jam 6 pagi mereka sudah harus pergi sekolah.


 tapi apa boleh buat kalau itu sudah dari peraturan sekolah mereka bukan? “ tunggu dulu,onnie. Aku lagi nyari sepatuku nich! Onnie liat nggak?” terdengar Eun Mun menjawab Eun Jae dengan nggak kalah keras. “ Aduh~ saeng!!! Jelas-jelas sepatu kamu itu ada di depan pintu rumah” Eun Jae memang paling nggak bisa menghindari sifat buruk yeojadongsaengnya yang lelet,teledor & tulalit ini. Tapi kadang sifatnya ini bisa membuat Eun Jae tertawa terpingkal-pingkal seharian. “hehehe… mian onnie. Maklum sifat burukku ini memang tidak bisa ilang!”. “ Ah~ BoA yang penting sekarang kamu cepetan siap-siapnya, nanti kalau kita telat gimana?” *Author:: BoA: Bodoh Amat*.

 “ ayaya kapten” tidak lama terdengar deru mobil milik mereka sudah pergi meninggalkan rumah yang kini sudah kosong.

-Seoul International High School-

” nanti aku tunggu kau di parkiran sekolah! Kalau aku belum datang, kau tunggu saja aku disini. Ara?” Eun jae seperti biasanya mengingatkan dongsaengnya tempat mereka bertemu setiap jam sekolah berakhir. “arasso!!” Eun Mun menjawab onnienya sambil memberikan gaya hormat. “ ya sudah. Pergi sana ke kelasmu!”.
“Annyeong onnie!” Eun Mun pergi memasuki kelasnya setelah perintah onnienya terdengar.

    Eun Jae berjalan menusuri lorong untuk sampai ke kelasnya. Eun Jae merasa semua akan berjalan mulus ketika akan memasuki kelasnya. BUG  ternyata semuanya tidak seperti dugaanya. Dia terjatuh tepat ketika melewati ambang pintu kelasnya. “Heh, sableng!! Kau ini kurang kerjaan sekali.

 Apa tidak ada orang lain yang bisa kau ganggu?” Eun Jae langsung menyembur seorang namja yang berdiri tepat di belakangnya setelah membersihkan roknya yang kotor. Namja yang berada di depannya langsung merubah tatapannya sesinis mungkin. “Apa kau punya bukti kalau aku yang membuatmu terjatuh?” namja yang berada didepannya langsung menimpali Eun Jae dengan pertanyaan singkat nan berat.

 “heh~ jangan mengelak.jelas jelas kau berada di belakangku tadi” Eun Jae menjawab dengan nada buyar. “ halah!!! Pembelaan macam apa itu? Ternyata kau tidak sepintar yang aku kira.” Namja itu kembali menimpali Eun Jae sambil berjalan menjauh dari Eun Jae.

 “ dan satu lagi, namaku KEY bukan SABLENG” tambahnya yang membuat emosi Eun Jae meluap luap. “KAU!!!” kali ini Eun Jae tidak bisa menahan emosinya, dia berjalan mendekati Key dengan tangannya yang sudah siap mendarat di wajah Key. GREB baru saja tangan Eun Jae Siap mendarat di wajah Key, tapi ada tangan lain yang menahan gerakan tangan Eun Jae.

 “Sudah, Chagi. Namja macam dia kenapa di urus? Lebih baik kau mengurusi kucing terlantar saja daripada harus mengurusinya” Changmin yang merupakan namjachingu Eun Jae datang dan langsung mencaci maki Key dengan kata katanya yang terkenal pedas. “ Baiklah! Seharusnya itu yang kulakukan dari tadi. Tapi yang kupikirkan hanya ingin menghajar namja sialan ini.” Eun Jae menurunkan tangannya pelan dan berjalan menjauh dari tempat itu.

***************

GREB. Perasaanku terasa seperti tercabik cabik melihat Eun Jae dan Changmin berjalan bergandengan tangan. Aku bahkan tidak merasa sakit hati ketika Changmin mencaci makiku barusan, aku memang sudah biasa mendapat cacian darinya karena kebiasaanku mendamprat yeojachingunya itu.

        Dari tadi seonsangnim terus berdiri di depan papan tulis sambil menuliskan rumus rumus ruwet. Sedari tadi aku terus menatap ke depan. Tapi bukan berarti aku sedang memerhatikan seonsangnim yang berada di depan kelas, melainkan sepasang yeoja dan namja yang masih sempat sempatnya berpacaran.

 “ heh, kalian berdua!! Apa kalian sudah cukup pintar sehingga mengabaikan seonsangnim di depan mengajar?” seonsangnim kami juga sudah tidak tahan melihat kedua manusia ini bertingkah. Aku merasa puas melihat mereka mendapat teguran dari seonsangnim. “Ani.” Jawab mereka sambil tetap menundukkan kepala. “Key. Kau nggak papa?” Minho mengibaskan tangannya di depan wajahku.

 Tapi aku masih tersenyum puas melihat Eun Jae dan Changmin tertunduk malu di bangku mereka. “KEY!!!!!” Minho meneriaki telingaku karena tidak di perhatikan sedari tadi. “hah~? Wae?” aku menyahut teriakan minho sambil mengorek telingaku. “aku Tanya, apa kau nggak papa?” Minho menjelaskan tetapi tetap masih dengan nada berteriak. “ tidak usah pakai teriak kenapa? Emang aku terlihat sudah seperti orang mau mati?” aku menutup telingaku dari teriakan minho.

“bukan begitu. Tapi aku lihat dari tadi kau tersenyum senyum sendiri!” Minho menjawab dengan wajah ketakutan miliknya. “pessttt kalian mau nggak pulang sekolah nanti ke toko buku?” Onew dari belakang bertanya sambil berbisik bisik.

 “nggg… baiklah aku juga ingin mencari komik edisi terbaru.” Aku menjawab ringan lalu kembali melihat kedepan. Kali ini mataku langsung menangkap Eun Jae, mataku terus menatap ke arahnya. Setiap gerakannya ku amati, bahkan sampai tangannya menggerakkan bolpoinpun, aku ikuti.*R:: lebay banget* “WOI!!! Ngeliatin siapa kau?” Jong Hyun membuyarkan lamunanku yang tak ingin aku hentikan. “alah, mau tau saja kau!”.

 “sepertinya ada yang berubah dari Eun Jae. Atau… aku yang berubahrubah?” pikirku canggung tidak yakin dengan apa yang terjadi.

************

“Eun Mun, cepat!!! Nanti pangeran impianku keburu selesai latihan lagi! Kkaja!!!” Sang Mi yang saja meneriakiku untuk melihat idolanya beraksi di lapangan. “bisa sabar sedikit nggak sih? Cowok itu nggak bakal hilang di telan bumi!” Taemin yang selalu mengeluh tiap kali Sang MI memuji idolanya ini.

 “apa kau bilang? Cowok ini? Asal kau tau yah! Dia bukan Cuma sekedar cowok biasa macam kau, tapi dia itu seorang heh~ pangeran” Sang Mi mulai lagi membela Idolanya dengan kalimat panjang kali lebar. “oh~ pangeran! Maksudmu pangeran antabranta kan?” Taemin kembali mengejek Sang Mi dengan nggak ada habisnya.

 “Dia bukan pangeran antabranta tapi pangeran dari pangeran alias pangeran sebenarnya.” “Heleh, ribet amat! Bilang aja pangeran kodok gitu aja kok repot” “ah~ Eun Mun, tolong bela aku dari namja aneh ini!” Sang Mi sudah mulai ngambek karena di buat mati gaya oleh taemin. “apa kau bilang? Namja aneh kat…?”

 “sssttt… cerewet kau. Pangeranku udah mau main tuh!” Sang Mi langsung menyumbat mulut taemin dengan roti isi yang dibawahnya tadi sambil menunjuk minho yang tengah mendribbel bola ke tengah lapangan.

       “Minho!!! Minho!!! Saranghaeyo!!!” Sang Mi terus menyoraki minho yang masih beraksi di lapangan. Terlihat dari tengah lapangan minho tersenyum lembut kea rah Sang Mi yang masih serius memerhatikan minho berlaga. “ haaaah,,, Eun Mun kau lihat itu? Kau lihat?Kau lihat? Kau lihat? Dia tersenyum padaku!! HWAAAAA!!!!” Sang Mi berteriak histeris ketika mendapat sahutan senyum dari minho.

 “aish~ kau ini rebut sekali. Pantas saja pendengaranku mulai rusak!” Taemin kembali protes ketika Sang Mi memulai curhatnya. “heleh~ bilang saja kau cemburu karena aku tidak pernah mengistimewakan namamu kan?” Sang Mi menggoda taemin dengan kata-katanya. “apa kau bilang? Cemburu? HOEEEKK ngapain gue ngarep ampe segitunya? Ih~ amit amit 7 turunan 7 benua 5 samudra deh!!” taemin komat kamit mendengar ucapan Sang Mi barusan. “kalian ini seperti anak anak saja!” akhirnya aku buka mulut juga mendengar mereka.

          TENG TENG TENG bunyi bel tanda waktu sekolah telah usai berbunyi. Eun Mun berlari menuju lapangan parkir sekolah dan mengetuk ngetuk  kaca mobil yang ada di depannya. “kenapa kau tergesa gesa sekali? Seperti ada setan yang mengejarmu!” Eun Jae mulai membawa mobilnya keluar area sekolah. Eun Mun yang duduk di jok mobil tersenyum memelas kea rah Eun Jae.

 “he~ kali ini apa yang kau mau?” Eun Jae langsung bisa menebak apa yang ingin di bicarakan Eun Mun. “hehehe Onnie, bisa nggak nganter aku ke toko buku?” Eun Mun tertawa kecil lalu bertanya pada onnienya itu. “nggg… baiklah!! Tapi sebagai imbalannya kau harus belikan aku komik edisi terbaru. Bagaimana?” Eun Jae mengiyakan permintaan saengnya tapi dengan sebuah persyaratan. “huu~ maunya! Tapi baiklah.” Eun Mun juga mengiyakan persyaratan tersebut. “Ok! Tapi aku mau ganti pakaian dulu!” Eun Jae langsung berlari ke kamarnya setelah mobilnya teparkir rapi di garasi

******TBC*****



Jiah, serius amat bacanya! *MR:: sapa bilang? Author:: ya maap* sekarang waktunya buat nulis coment sebanyak banyak banyak banyak banyaknya*capek*. Kalau FF ini terlalu GaJe bilang aja, biar gua gebukin tu author! *MR:: Woi!! Yang jadi author itu elu!! Author:: Gua ya? MR:: Ya tuhan! Makhluk ini kok nggak ke RSJ aja sich. Author:: hehehe nggak jadi ding.*Buat manusia yang kena cast jangan kegeeran ye! Halah~ malah cipika cipiki lagi. Langsung aja di coment di  coment! Sebelumnya, GOMAWO!!! <3

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar